Minggu, November 29, 2009

makna sholat


Bissmillahirahmanirrahim


Kejadian hari ini membuat saya banyak merenung. Saya menceritakan ini semua tidak ada niat apa-apa. Sebelumnya saya juga minta maaf jika tulisan saya hanya sekedar pengalamn pribadi.
Hari ini saya mengalami penyesalan yang teramat sangat. Dosa yang elah saya perbuat rasanya membuat saya terus-menerus menangis. Pengalaman hari ini mengantarkan saya ke gerbang pencarian hakekat sholat. Mari saya ceritakan sedikit penyesalan yang saya alami.


Hari ini,dan waktu subuh tadi, saya melewatkan sholat shubuh. Entah apa yang sedang terjadi pada saya. Saya merasa hati ini, qalbu ini, wadah ini perlu di refresh kembali. Hal ini yang membuat saya kurang memprhatikan setiap sholat saya. Hari ini saya menyesal sejadi-jadinya. Kenapa? Apa yang terjadi dalam diriku? Kenapa aku begitu bodohnya? Kenapa aku tidak memperhatikan, kenapa aku justru meremehkan?
Padahal sholat itu untuk kepentingan kita sendiri, sholat bukan untuk Allah, sholat justru merupakan kebutuhan ruhiyah kita, namun mengapa saya begitu tidak meresapinya? Sungguh saya sedang dalam kerugian yang teramat besar. Setiap penyeselan saya renungkan, saya cari jawabannya, namun keadaan ini malah membuat saya merasakan kerugian yang tiada tara. Jika Allah berkendak, bias saja saya disengsarakan, namun kita semua sudah tahu bahwa Allah adalah Maha Pengampun. Tapi apakah dengan kita tahu bahwa Allah Maha Pengampun, kita justru meremehkan setiap kekhilafan kita? Tidak inginkah kita selalu menjadi pribadi yang terus melakukan perbaikan? Tidak kah kita ingin selalu merasakan kasuh sayangNYA? Mari kita renungkan..!!!


Hakekat Sholat adalah ketundukkan kita kepada Sang Khaliq, pemahaman sholat dapat saya analogikan sebagai aktivitas seperti makan. Ketika kita masih kecil, aktivitas makan adalah aktivitas yang mengganggu kegitana bermain kita, sampai-sampai orang tua kita memaksa kita makan dengan menyuapi kita. Namun ketika kita sudah beranjak dewasa, makan adalah suatu aktivitas yang memang dibutuhkan untuk kesehatan kita, kemudian seiring bertambahnya pengetahuan dan pemahaman makna kesehatan kita, maka makan dapat dikatakan sebagai aktivitas spiritual yang menyenangkan dan rasa syukur,merasakan nikmatnya, dan kita pun mendapatkan esensi dari sholat itu sendiri.
Jadi, bagi pemula memang sholat harus dipaksakan untuk “ditelan”, kemudian setelah terbiasa, maka sholat sudah menjadi kebutuhan kita. Meskipun sholat telah menjadi kebutuhan kita dan kita sering melakukan maksiat, pastinya disetiap perbuatan maksiat kita selalu ada konflik batin yang tidak nyaman bagi kita. Jadi ketika hal tersebut terjadi maka kita segera cepat kembali pada Allah, so inilah maknanya sholat dapat menghindari perbuatan keji dan mungkar. Nah, ketika kita sudah memahami inti sari dari sholat, maka sholat sudah benar-benar menjadi kebutuhan ruhaniyah kita sebagai hamba Allah. Sholat sudah tidak perlu dipaksakan, karena kita sudah menyadari bahwa sholat memang untuk kita bukan untuk Allah. Sholat sudah menjadikan aktivitas yang nikmat yang tidak akan tergantikan dengan dunia dan seisinya.
Nah, untuk mencapai tingkatan tersebut, kita butuh proses yang panjang dan kita tidak boleh puas samapi pada titik tertentu. Kita harus senantiasa mencari maknanya, kita selalu memperbaiki. Sehingga menajdikan hidup kita memiliki makna.